Jumat, 27 Mei 2016


Pendidikan di Jepang Vs Pendidikan di Indonesia

 

Medan – Kreatifonline.com–   Beda negara pasti juga memiliki banyak perbedaan, meski tidak menutup kemungkinan adanya persamaan diantara keduanya. Sistem pendidikan di Indonesia dan sistem pendidikan di Jepang jauh berbeda. Di negara Jepang, pendidikan benar-benar diperhatikan hingga detilnya, sedangkan di Indonesia hanya membahas mata pelajaran wajib. Maka wajar bangsa tersebut memiliki peringkat dalam pendidikan dan teknologi internasional. Seandainya negara Indonesia melirik sistem pendidikan Jepang, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia memiliki SDM yang benar-benar berkualitas dalam jumlah yang banyak. Berikut perbedaan sistem pendidikan Indonesia dengan sistem pendidikan negara Jepang.
Di Indonesia, pendidikan wajib hanya sembilan tahun. Pendidikan di Jepang terdiri dari sistem 6-3-3-plus yaitu enam tahun Sekolah Dasar, tiga tahun SMP, dan tiga tahun SMA, plus 2-4 tahun kuliah; 1-4 tahun kuliah pelatihan khusus (special training college). Sembilan tahun pendidikan pada Sekolah Dasar dan SMP adalah wajib (usia 6-15 tahun), dan tidak dikenakan biaya sekolah selama periode ini. Semua anak yang telah mencapai usia 6 tahun pada 1 April tahun ajaran tersebut layak untuk mendaftar pada tingkat pertama di sekolah dasar.
Di Sekolah Dasar, murid belajar Bahasa Jepang, pelajaran lingkungan hidup, musik, menggambar dan kerajinan tangan, ilmu sains, ilmu-ilmu sosial, aritmatik, homemaking, dan pelajaran kesegaran jasmani. Mereka juga akan menerima pelajaran pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan pelajaran-pelajaran topik (topic studies). Murid SMP belajar Bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, ilmu-ilmu sains, musik, kesehatan dan pendidikan jasmani, seni industri, homemaking, dan bahasa asing. Mereka juga akan menerima pelajaran pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan pelajaran-pelajaran topik (topic studies). Hampir semua sekolah mengajarkan Bahasa Inggris sebagai bahasa asingnya.
Di sekolah dasar, kelas dipimpin oleh guru kelas sedangkan di SMP, setiap mata ajaran ada gurunya masing-masing. Tidak ada biaya sekolah, buku-buku yang diberikan juga tidak dikenaan biaya sepeserpun. Akan tetapi, biaya untuk makan siang, kunjungan lapangan, dan tamasya, dan alat tulis manjadi tanggungan orang tua. Berbeda dengan Indonesia yang selalu melakukan pembayaran SPP per bulan. Ditambah lagi dengan biaya tambahan untuk fotocopy soal, pembelian buku cetak, pembelian buku kerja siswa, dan lain sebagainya.
Di pendidikan wajib Jepang, seorang murid tidak dapat loncat kelas yang berbeda dengan pendidikan Indonesia. Mereka harus melewati mulai dari kelas 1 ke kelas 2, 2 ke 3, 3 ke 4 dan seterusnya. Murid juga tidak harus mengulang tingkat yang sama. Akan tetapi jika murid kehilangan waktu belajar akibat sakit atau sebab-sebab lain, mereka bisa tinggal di tingkat yang sama. Untuk melanjutkan ke SMA setelah menyelesaikan pendidikan wajib, murid harus lulus ujian saringan masuk. Ketika seorang murid mendaftar di sekolah dasar atau SMP, mereka akan ditempatkan di tingkat yang sesuai dengan umurnya. Ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan karena tahun ajaran sekolah terkadang berbeda tergantung pada negara masing-masing.
Adapun perbedaan lain antara Indonesia dan Jepang dari segi seragam sekolah, transportasi, dan bangunan sekolah sebagai berikut.
1. Seragam sekolah
Pemakaian seragam sailor pertama kali disahkan sejak tahun 1921. Sekolah Kinjou Gakuin di Aichi yang memutuskan menggunakan seragam sailor. Adapun anak laki-laki mereka berseragam seperti tentara Jepang dulu, lengkap dengan topinya yang disebut dengan `gakuran`. Alasan penggunaan seragam tersebut adalah untuk memudahkan siswa-siswi untuk melakukan berbagai aktivitas. Selain itu, seragam sekolah Jepang lekat dengan pemakaian jas yang dianggap lebih membuat kesan rapi, sopan, dan mewah.
Bedanya dengan seragam yang ada di Indonesia adalah seragam memiliki tiga warna dan satu model. Warnanya terdiri dari merah putih, pramuka, dan abu-abu. Warna yang membedakan perbedaan jenjang pendidikan adalah antara seragam yang berwarna merah putih (SD), biru (SMP), dan abu-abu (SMA), sedangkan seragam pramuka wajib digunakan semua jenjang kecuali tk pada hari Jumat dan Sabtu.
2. Transportasi
Di Jepang, anak sekolahan dari tingkat dasar hingga tingkat atas dilarang keras menggunakan kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, kecuali menggunakan angkutan bis siswa (umunya untuk anak taman kanak-kanak dan sekolah dasar).
Sedangkan di Indonesia, anak sekolah menengah pertama pun dibiarkan untuk naik sepeda motor padahal belum cukup umur untuk menggunakan kendaraan ini. Mereka bahkan terlihat begitu bangga memperlihatkan motor dan mobil mereka kepada orang lain yang bisa saja membuat orang lain miris akan hal tersebut.

3. Bangunan
Di Jepang, gedung atau bangunan pendidikan terlihat modern. Sekolah di Jepang mayoritas memiliki gedung olahraga yang luas dan lengkap, dan lapangan sekolahnya biasanya digunakan untuk acara-acara sekolah dan festival sekolahan serta untuk upara bendera. Tolietnya pun sangat terjaga kebersihannya. Untuk kebersihan kelas, biasanya setelah jam pulang sekolah sekitar pukul 3 sore seluruh siswa dikelas gotong royong membersihkan kelas, menyapu, mengelap kaca, mengepel lantai, mengatur atribut kelas (meja dan kursi diatur rapi) sehingga pada keesokan harinya, tidak repot membersihkan kelas yang masih kotor dan halaman yang berhamburan sampah.
Tidak seperti di Indonesia, lapangan upacara dijadikan banyak fungsi, baik olahraga, acara sekolah, fastival sekolahan, dll. Toiletnya pun dibiarkan kotor setelah digunakan, dan biasanya setelah lonceng pulang berbunyi, lansung keluar kelas dan buru-buru pulang. Sehingga pada keesokan harinya, sekalipun saat jam pelajaran sedang berlansung, masih ada yang sibuk membersihkan ruang kelas. Kenyataan yang sangat miris untuk kita.

4. Jam masuk
Jam masuk di Jepang adalah pukul 08.00 pagi sampai pukul 03.00 sore dan di Indonesia umumnya adalah pukul 07.00 sampai pukul 01.00 siang. Kalau di Jepang sekali siswa terlambat akan diminta untuk membuat surat perjanjian tidak akan mengulangi lagi. Jika mengulanginya lagi akan diberikan sanksi skorsing.
Sedangkan di Indonesia tidak. Saat ada anak yang terlambat masuk kesekolah hanya meminta surat ijin masuk sekolah dan mendapatkan sedikit hukuman namun, tetap diijinkan masuk ke sekolah keesokan harinya. Hal itu berlaku bagi anak yang melakukan pelanggaran di keesokan harinya.
Itulah sebagian dari perbedaan sistem pendidikan Indonesia dengan sistem pendidikan Jepang. Tidak heran negara Jepang menjadi negara yang begitu maju dan memiliki peringkat kelima setelah Finlandia, Korea Selatan, dan Hongkong. Lalu disusul dengan Singapura dan Inggris berdasarkan tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson lalu.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo